Saturday, April 25, 2015

Panen Tanaman Kelapa Sawit

7:15 AM Posted by Penulis 1 comment

Tanaman kelapa sawit mulai berbunga dan membentuk buah setelah berumur 2 -3 tahun. Buah akan menjadi masak setelah 5 -6 bulan setelah penyerbukan. proses pemasakan tanaman kelapa sawit dapat dilihat dari perubahan warna kulit buahnya. buah akan menjadi merah jingga jika masak.

Proses pemanenan tanaman kelapa sawit meliputi pekerjaan memotong tandan buah masakm memungut brondolan, mengangkut dari pohon ke tempat pengumpulan hasil serta ke pabrik. Dalam pelaksanaan pemanenan perlu diperhatikan beberapa kriteria tertentu karena tujuan kelapa sawit adalah untuk mendapatkan rendemen minyak yang tinggi dengan kualitas yang baik. 

1. Kriteria matang panen
Membantu agar memotong buah pada saat yang tepat.kriteria  matang panen ditentukan pada saat matang minyak maksimal dan kandungan asam lemak bebas minimal. pada saat ini kriteria umum yang banyak dipakai adalah berdasarkan jumlah berondolan. tanaman dengan umur kurang dari 10 tahun, jumlah berondolan kurang lebih 10 butir. Namun secara praktis digunakan kriteria umum yaitu pada setiap 1 kg tandan buah segar terdapat dua berondolan.

2. Cara Panen
berdasarkan tinggi tanaman , ada tiga cara penen yang umum dilakukan oleh perkebunan. Untuk tanaman yang tinggi 2 -5 m digunakan cara panen jongkok dengan alat dodos, sedangkan tanaman dengan ketinggian 5 -10 m dengan cara berdiri dengan menggunakan alat kampak siam. sementara itu cara egrek digunakan untuk tanaman yang tingginya lebih dari 10 m, yaitu dengan menggunakan alat arit berganggang panjang.
Untuk memudahkan pemanenan sebaiknya pelepah daun yang menyangga buah dipotong dahulu dan diatur rapi ditengah gawangan. Tandan buah yang matang dipotong sedekat mungkin dengan pangkalnya maksimal 2 cm. Tandan buah yang dipotong diletakan teratur dipiringan dan brondolan diletakan terpisah dari tandan. brondolah harus bersih dan tidak tercampur tanah atau kotoran lain.Selanjutnya tandan buah dan brondolan dikumpulkan di TPH ( tempat pengumpulan hasil ).

3. Rotasi dan sistem panen
Rotasi panen adalah waktu yang diperlukan antara panen terkahir sampai panen berikutnya di tempat yang sama. Perkebunan kelapa sawit di Indonesia umumnya menggunakan rotasi panen tujuh hari. Rotasi panen dianggap baik apabila tidak lewat matang, yaitu dengan menggunakan sistem 5/7. Artinya dalam satu minggu terdapat lima hari panen dan masing masing ancak panen diulangi pada tujuh hari berikutnya. dikenal dua sistem sebagai berikut :

a. sistem giring
Pada sistem ini, apabila suatu ancak telah selesai dipanen, pemanen pindah ke ancak berikutnya.

b. Sistem tetap
sistem ini sangat baik diterapkan pada perkebunan kelapa sawit yang sempit. Pada sistem ini pemanen diberi ancak tertentu dan tidak berpindah pindah

4 Kerapatana panen
kerapatan panen adalah sejumlah angkan yang menunjukan tingkat kerapatan pohon matang panen di dalam suatu areal, baik itu pada sistem blok maupun pada sistem grup. Tujuannya untuk mendapatkan minimal satu tandan yang matang panen.

5. Kebutuhan tenaga panen
Untuk menghitung penggunaan tenaga kerja pemanen buah dapat digunakan rumus sebagai berikut.

Kebutuhan tenaga panen = A x B x C x D / E

keterangan :
A = luas ancak yang akan dipanen
B = Kerapatan panen 
C = rata - rata berat buah
D = populasi tanaman
E = kapasitas panen

Bagi perkebunan yang tidak melakukan survei kerapatan panen jumlah tenaga kerja ditentukan berdasarkan perhitungan estimasi produksi dan hari kerja dalam satu tahun, yaitu dengan menggunakan rumus berikut.

Kebutuhan tenaga panen = (A-B)/C x D

keterangan :
A = total estimasi produksi /tahun
B = panen pada hari libur / tahun
C = kapasitas panen maksimal/HK
D = Jumlah hari kerja / tahun

disamping dua rumus tersebut, ada juga beberapa perkebunan yang tidak melakukan survei kerapatan panen, tetapi menentukan jumlah tenaga kerja dilakukan berdasarkan rata rata - hasil produksi / ha dalam satu tahun, yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut

Kebutuhan tenaga panen : A x B / C x D

Keterangan :
A = rata rata hasil / ha / tahun
B = total area tanaman keseluruhan
C = kapasistas panen maksimal
D = jumlah hari kerja/tahun

6. Fraksi TBS dan mutu panen
komposisi fraksi tandan yang biasanya ditentukan dipabrik sangat mempengaruhi perlakuan sejak awal panen. Faktor penting yang cukup berpengaruh adalah kematangan buah dan tingkat kecepatan pengangkutan buah ke pabrik. Berdasarkan hal tersebut ada beberapa tingkatan atau fraksi dari TBS yang dipanen.
secara ideal dengan mengikuti kriteria dan ketentuan matang panen dan terkumpulnya brondolan serta pengangkutan yang lancar maka dalam satu pemanenan akan diperoleh komposisi fraksi tandan yang dapat diolah sebagai berikut.
  • jumlah brondolan di pabrik sekitar 25 % dari berat tandan seluruhnya
  • tandan yang terdiri dari fraksi 2 dan 3 minimal 65 % jumlah tandan 
  • tandan yang terdiri dari fraksi 1 maksimal 20 % dari jumlah tandan 
  • tandan yang teridir dari 4  dan 5 maksimal 15 % dari jumlah tandan
dalam hal ini, pengetahuan mengenai derajat kematangan buah mempunyai arti penting sebab jumlah dan mutu minyak yang akan diperoleh sangat ditentukan oleh faktor ini. penentuan saat panen sangat memengaruhi kandungan asam lemak bebas minyak sawit yang dihasilkan.

1 comment: