Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) Kelapa Sawit
Pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang sudah menghasilkan meliputi kegiatan :
Penyerbukan alami kurang menguntungkan karena jumlah buah yang dihasilkan lebih sedikit. Untuk mendapatkan Tandan dengan ukuran buah yang optimal dapat dicapai bila dilakukan penyerbukan buatan (
Assisted Pollination ). Selain itu, penyerbukan buatan dimaksudkan juga untuk membantu penyerbukan alami yang terganggu karena jumlah bunga jantan kurang atau karena musim hujan yang panjang.
- Penyerbukan dengan bantuan manusia
Langkah pertama yang dilakukan adalah pengambilan serbuk sari dari bunga jantan yang segar dan mekar, ditandai dengan warna kuning terang atau bau yang khas. Untuk menghindari kehilangan serbuk sari sebaiknya dimasukkan ke dalam kantong. Kantong yang berisi potongan bunga jantan tersebut lalu diguncang guncang agar serbuk sari terlepas . Serbuk sari kemudian disaring dan dikeringkan dalam oven 38 ( derajat celcius ) selama 24 jam dengan cara disebar di atas kertas setebal 0.65 cm. Setelah kering serbuk sari disimpan dalam alat
desiccator yang dilengkapi silika gel yang dapat mengabsorbsi uap air. Serbuk sari yang digunakan dapat dicampur dengan talk dengan perbandingan 1 : 10 dalam
puffer.
Keberhasilan penyerbukan buatan ditentukan oleh kebersihan
puffer dan kain kasa penutup botol. Sebaiknya kain kasa diganti setiap selesai pemakaian. Sebagai langkah terakhir adalah melakukan penontrolan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penyerbukan. Pengontrolan dapat dilakukan dengan mengamati perkembangan warna putik dan bakal bijinya.
2. Penyerbukan dengan bantuan serangga
Serangga penyerbukan kelapa sawit mulai dikembang biakan di lahan kelapa sawit sebelum tanaman memasuki masa TM. SPKS dapat berimigrasi sejauh 1 KM untuk mendapatkan bunga jantan yang sedang ber- anthesis. Kehadiran SPKS memberikan dampak yang nyata bagi perkebunan kelapa sawit, diantaranya meningkatkan produksi TBS sehingga mencapai 15 - 20 %, susunan buah yang dihasilkan sangat baik dan padat. Begitu pula ukuran, berat badan, dan rendemen inti mengalami peningkatan menjadi 6 -7 %. Namun, SPKS juga menimbulkan dampak yang merugikan terutama dapat meningkatkan populasi tikus, karena tikus menyukai larva serangga tersebut.
Mengingat kondisi areal TM yang sudah lebih terlindungi, perawatan gawangan dapat dilakukan secara manual. Untuk areal dengan tanah gambut, dapat dilakukan tiga bulan sekali, sedangkan untuk areal tanah mineral dapat dilakukan empat bulan sekali. Pada kondisi populasi gulma yang tidak terkendali dapat dilakukan menjadi dua bulan sekali.
Pada tanaman menghasilkan ( TM ), perawatan piringan untuk beberapa tahun pertama sebaiknya dilakukan secara manual, yaitu lebar piringan yang dikehendaki adalah 200 cm dari pangkal batang tanaman. Adapun herbisida kimia yang digunakan sama dengan masa TBM. Untuk perkebunan kelapa sawit skala besar, penyemprotan herbisida dapat menggunakan micron herbi atau c.d.a (
0 comments:
Post a Comment