Thursday, February 26, 2015

Perawatan tanaman penutup tanah sampai pada (SPKS ) TBM Kelapa Sawit

4:59 AM Posted by Penulis No comments
PEMELIHARAAN TANAMAN
          Pemiharaan tanaman merupakan salah satu tindakan yang sangat penting dan menentukan masa produktif tanaman. Pemeliharan tidak hanya ditujukan pada tanaman tetapi juga pada media tanam (tanah). Pemeliharaan tanaman kelapa sawit yang belum menghasilkan (TBM) dan yang sudah menghasilkan (TM) relatif memiliki perbebedaan dalam beberapa hal.

Pemeliharaan TBM Kelapa Sawit
  1. Perawatan tanaman penutup tanah.
          Sekitar 3 - 4 minggu setelah tanam, pertumbuhan tanaman penutup tanah mulai terlihat. Inilah saatnya penyisipan legume cover crop  di tempat - tempat yang pertumbuhannya kurang baik atau bahkan tidak tumbuh. Untuk mendapatkan pertumbuhan dan perkembangan yang murni 100 %, perawatan rutin harus dilakukan selama enam bulan yang dihitung sejak ditanam dan untuk selanjutnya rutinitas perawatan dapat dikurangi secara bertahap. Hal pertama yang dilakukan adalah pengendalian gulmas secara menyeluruh diantara gawangan kelapa sawit. Hal tersebut dilakukan karena gulma akan tumbuh bersama - sama dengan tanaman penutup tanah. Sehingga penyiangan gulma sebaiknya dilakukan secara manual. Namun, pengendalian secara kimia pun masih dapat dilakukan..
          Untuk memicu pertumbuhan LLC, tetap diperlukan pemupukan organik maupun anorganik. LCC juga tidak lepas dari serangan hama. Terdapat dua jenis hama yaitu hama acute seranganya hanya terjadi pada waktu - waktu tertentu ( seperti Ulat Jengkal ) dan hama chronic yang serangannya akan berlangsung terus menerus.(seperti kumbang).  Pengendalian hama dapat dilakukan secara manual, mekanis dan kimia. Cara manual dengan mengutip langsung, hal ini dapat dilakukan jika populasi hama masih sedikit. Secara mekanis dengan memasang lampu sebagai alat perangkap. Secara kimia dengan menyemprotkan pestisida. Hal ini dilakukan jikak populasi hama telah memasuki ambang batas ekonomi.

     2.   Perawatan Piringan Tanaman
         Pada masa TBM I-III, pelepah tanaman yang terendah masih sangat dekat dengan permukaan tanah sehingga penyiangan peringan sebaiknya dilakukan secara manua menggunkan sabit atau arit. Adapun lebar radius (jari - jari) piringan yang akan disiangi tergantung umur tanaman dan lingkaran pertumbuhan tajuk kelapa sawit.
  • Pada TBM I, radius piringan harus dibuka 1 meter dari pangkal batang.
  • Pada TBM II, radius piringan harus dibuka 1,5 m dari pangkal batang.
  • Pada TBM III, radius piringan harus dibuka 2 m dari pangkal batang.
  • Khusus lahan gambut, radius piringan yang dibuka pada TBM I-III harus ditambahkan 50 cm dari ketentuan diatas karena lahan gambut mengandungn banyak bahan organik sehingga pertumbuhan gulma dan tanaman penutup lebih cepat.
          Rotsai penyiangan piringan pun berbeda - beda, tergantung umur tanaman kelapa tidur, yaitu sebagai berikut.
  • Pada TBM I, untuk tanah gambut rotasi penyiangan piringan dapat dilakukan sebulan sekali; sedangkan untuk tanah mineral dapat dilakukan dua bulan sekali.
  • Pada TBM II , untuk tanah gambut rotasi penyiangan piringan dilakukan 1,5 bulan sekali; sedangkan untuk tanha mineral dapat dilakukan 2,5 bulan sekali.
  • Pada TBM III, untuk tanah gambut 2 bulan sekali ; sedangkan untuk tanah mineral 3 bulan sekali
          Ketentuan tidak mengikat karena rotasi penyiangan piringan dapat disesuaikan dengan kecepatan pertumbuhan gulma.

    3.  Pembukaan dan Perawatan Pasar Kontrol dan Pasar Pikul
         Pasar kontrol berfungsi untuk memudahkan tenaga kerja dan tenaga pengontrolan dalam melaksanakan pekerjaannya. Pada masa TBM I, pasar kontrol dapat di buat dengan perbandingan 8:1, artinya, untuk setiap delapan baris tanaman akan terdapat satu jalur pasar kontrol. Pada masa TBM II, tanaman akan semakin besar maka angka perbandingan menjadi 4 : 1, dan 2:1 untuk TBM III karena tanaman tumbuh semakin besar lagi.
         Pasar kontrol dan pasar pikul yang dibuat harus mengikuti arah - utara selatan agar sejajar dengan jalan utama dan barisan tanaman serta tegak lurus terhadap jalan koleksi.Pembukaan pasar pikul dan pasar kontrol dapat dilakukan secara manual dengan arit, sabit atau parang dan untuk perawatan pada tahap selanjutnya dapat digunakan herbisida kimia.
         Penyemprotan areal pada masa TBM, yaitu pada saat tanaman masih belum rimbun dan berkecepatan angin cukup tinggi, sebaiknya menggunakan knapsack sprayer karena alat semprot ini memilik berbagai jenis nozel  yang dapat menghasilkan butiran semprot yang lebih besar. Penyemprotan sebaiknya dilakukan antara jam 7 pagi sampai jam 11 pagi. Rotasi perawatan masa kontrol untuk TBM dapat dilakukan dua bulan sekali pada areal dengan tanah bergambut atau rawa, sedangkan dengan tanah mineral dilakukan tiga bulan sekali.

     4.     Pemupukan Tanaman
        Salah satu tindakan perawatan tanaman yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman adalah pemupukan. Pemupukan berpengaruh terhadap meningkatnya kesuburan tanah yang menyebabkan tingkat produksi tanaman menjadi lebih stabil seta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap serang penyakit dan iklim yang merugikan. Pemupukan juga bermanfaat melengkapi ketersediaan unsur hara di dalam tanah untuk memenuhi kebutuhan tanaman.
          
    5.     Penyulam dan Penanaman Tanaman Sela
          Penyulaman bertujuan mengganti tanaman yang mati atau pertumbuhan kurang baik dengan tanaman baru. Penyulaman merupakan suatu pekerjaan penting di perkebunan kelapa sawit agar semua titik tanam hidup mencapai produktivitas yang maksimal. Kematian atau kurang baiknya pertumbuhan tanaman dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu penanaman yang kurang teliti, kekeringan, terendam air, atau terserang hama dan penyakit. Penanaman dikatakan berhasil jika jumlah tanaman yang disulam maksimum 2 -3 % dari seluruh bibit yang ditanam. Pada perkebunan besar, jumlah cadangan bibit dapat mencapai 5% dari jumlah bibit yang ditanam.
          Saat yang baik melakukan penyulaman adalah musim hujan. Penyulaman harus dilakukan sedini mungkin, yaitu pada saatTBM dan harus sudah selesai pada akhir tahun ke 1. Keterlambatan akan menyebabkan pekerjaan ini sia - sia karena tanaman hasil penyulaman tidak dapat mengejar pertumbuhan tanaman awal. Di sela tanaman kelapa sawit yang masih muda, dapat ditanami berbagai tanaman sela. Jenis tanaman dengan umur pendek dan tidak mengganggu tanaman pokok dapat dipilih sebagai tanaman sela, diantaranya tanaman palawijaya dan sayur - sayuran, tanaman lain contohnya kopi, kakao, dan randu.
           
     6     Kastrasi
            Katrasi adalah pembuangan atau pemotongan secara menyeluruh bunga jantan ataupun bunga betina sebelum areal tersebut dipolinasi. Katrasi dilakukan sejak tanaman mengeluarkan bunga yang pertama sampai tanaman berumur 33 bulan atau selambat lambatnya enam bulan sebelum panen pertama. Tujuan katrasi adalah untuk merangsang pertumbuhan vegetatif, menghilangkan sumber infeksi hama dan penyakit karena tanaman menjadi lebih bersih, serta memperoleh tandan buah yang lebih besar dan seragamm sehingga memperoleh persyaratan untuk diolah pabrik.
            Bunga pertama yang terbentuk hingga enam bulan sebelum panen, biasanya akan berguguran dan masih berukuran kecil. Hal ini terjadi karena bagian dari bunga belum sempurna. Jika dipertahankan untuk menghasilkan buah, bunga tersebut sangat tidak efesien karena buah yang terbentuk memiliki kandungan minyak yang sangat sedikit.


     7     Pengaadaan Serangga Penyerbukan Kelapa Sawit ( SPKS)
            Penyerbukan kelapa sawit secara alami terjadi dengan bantuan angin, tetapi keberhasilannya sangat kecil. Oleh karena itu perlu diupayakan pengaadaan serangga pernyerbukan kelapa sawit. SPKS berkembang biak dengan cepat, baik pada musim hujan maupun musim kemarau. Siklus hidup SPKS mulai dari telur hingga terbentuknya kumbang dewasa  sangat singkat, yaitu hanya membutuhkan waktu 8 - 21 untuk serangga jantan dan 9 - 24 untuk serangga betina.



http://sawiiit.blogspot.com/
https://pustakaserangga.wordpress.com/2010/09/29/peran-penting-serangga-di-alam/
Fauzi, yan., Widyastuti, Yustina E., Satyawibawa, Iman. (2012). Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya

0 comments:

Post a Comment