Kelapa sawit dalam
pengelolaanya juga memerlukan beberapa tahapan serta tekknik yang baik untuk
menghasilkan tanaman kelapa sawit yang baik pula. Berawal dari lahan, benih
tanaman, teknik penanaman, perawatan serta hasil panen.
PENYIAPAN LAHAN
Untuk
membuka areal perkebunan kelapa sawit yang baru, perlu dilakukan survei
kelapangan terlebih dahulu untuk menyesuaikan apakah lahan layak untuk dibangun
sebuah perkebunan kelapa sawit. Pelaksanaan pembibitan dan persiapan lahan
boleh dilakukan secara terpisah. Namun, harus ada hubungan diantara keduanya.
Artinya, bila pembibitan memerlukan waktu satu tahun maka persiapan areal
perkebunan juga harus siap dalam satu tahun. Persiapan areal perkebunan
meliputi pengolahan lahan yang sudah ada, pembukaan areal, pembuatan teras, pemancangan
tanaman dan penamanan tanaman penutup tanah.
Pengolahan Lahan Yang Sudah Ada
Lahan
yang sudah ada sebaiknya sebelum diolah dilakukan pengukuran dan pemetaan
areal. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah merintis dan mengukur
poligon areal. Kemudian dibuat sebuah patok yang menjadi pedoman kerja untuk
tahap pengukuran berikutnya, yaitu membuat rintisan patokan blok areal. Pengerjaan
ini harus mengikuti arah utara – selatan, terutama jika topografi areal
tersebut datar hingga bergelombang dengan kemiringan 0 =< 15º(0=<27%). Hal
tersebut agar rintisan petakan blok yang dibuat dapat langsung digunakan
sebagai penuntun arah pembuatan jalan blok. Akan tetapi pada areal yang
mempunyai topografi gelombang hingga berbukit dengan kemiringan 15 – 20 º
(27-36 %), pembuatan rintisan blok hanyalah sebagai penuntun penumbangan dan
pembersihan areal secara mekanis saja.
Langkah
selanjutnya adalah pembuatan jaringan jalan. Jalan adalah sarana transportasi
utama pada perkebunan yang berperan untuk mengangkut bibit, pupuk, tenaga kerja
dan produksi. Berbagai jenis jalan diantaranya
Jalan Utama : Jalan dibuat
dengan arah utara – selatan, sejajar dengan jalan panen.
Jalan Koleksi : Jalan ini
disebut juga jalan produksi yang dibuat dengan arah timur – barat, tagak lurus
terhadap arah jalan utama. Jalan ini berfungsi sebagai sarana transportasi
buah.
Jalan kontrol : Jalan ini
berfungsi sebagai sarana pengontrol blok areal. Umumnya dibuat mengelilingi
areal dan menjadi pembatas antara areal perkebunan dengan areal perkebunan
luar.
Jalan Panen : Jalan ini
terdapat diantara tanaman sawit.
Namun, pada areal perbukitan
harus dibuat jalan dengan sistem kontur. Jalan kontur dibuat dengan melingkari
bukit dengan sedikit mendaki dan menurun ( landai ).
Setelah pembuatan jalan selesai
perlu dibuat parit. Parit sangat penting untuk daerah rendah atau daerah pasang
surut karena sering mengalami penggenangan. Pembuatan parit di sisi badan jalan
juga tidak terlepas dari pembuatan jembatan, terutama jalur parit yang akan
dilalui kenderaan.
Fauzi, yan., Widyastuti, Yustina E., Satyawibawa, Iman. (2012). Kelapa Sawit. Jakarta: Penebar Swadaya
0 comments:
Post a Comment